Ciamis, telepastinews.com – Borosngora yang merupakan murid Sayyidina Ali menyebarkan Islam di Tanah Sunda jauh sebelum Sunan Gunung Jati. Sosok penyebar Islam di Tanah Sunda ini, lahir antara tahun 600-700 di zaman sahabat Rasulullah SAW.
Prabu Borosngora mempunyai dua orang putera yaitu Rahyang Kuning (Hariang Kuning) dan Rahyang Kancana (Hariang Kancana), di hari tuanya sang prabu lengser kaprabon dan menjadi mubaligh, menyiarkan agama Islam di Jampang (Sukabumi).
Rahyang Kancana mangkat dan dimakamkan di Nusa Larang Situ Lengkong, sampai sekarang makam Prabu Rahyang Kancana selalu ramai dikunjungi para peziarah Islam dari seluruh Indonesia, termasuk almarhum Gus Dur.
Dalam acara melangkala ke 2 ”Patriot Siliwangi Sejati” organisasi massa yang fokus sama Seni budaya, Agama dan Sosial, mengadakan ziarah ke makam Rahyang Kancana Di Nusa Larang Situ Lengkong Panjalu, Ciamis Rabu (12/10/2022).
Sebelum sampai ke lokasi makam, rombongan yang berjumlah 14 orang harus menyebrangi Situ Lengong menggunakan perahu kayu dengan tiket pulang pergi Rp. 20.000 perorang. Rombongan yang terdiri dari Pimpinan Pusat Patriot Siliwangi Sejati dipimpin langsung oleh Pembina Iwan Sejati.
“Kegiatan rombongan selain mengadakan Tawasulan juga melaksanakan bersih-bersih di area Makam Rahyang Kancana, kegiatan ini sering dilakungan Patriot Siliwang Sejati di beberapa tempat Ziarah untuk “ngamumule” makam-makan para waliyullah, jelas Iwan Sejati.
Menurut Ketua Umum Patriot Siliwangi Sejati, Endin Suhendar Wisata Religi yang dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober bertepatan dengan lahirnya Organisasi “Patriot Siliwangi sejati” tepatnya 12 Oktober 2020 lalu, ujar Endin Suhendar.
“Ziarah ini merupakan rangkaian kegiatan Milad ke-2 dan puncak kegiatan akan dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2022 di Sekretariat DPP Jl. Cilaja No.100 Cilengkang Kabupaten Bandung, dengan acara pokok baksi sosial, santunan kepada anak yatim dan pondok pesantren” kata Ketua Umum.
Sekilas tentang Prabu Borosngoran
Bagi yang belum mengetahui, Prabu Borosngora atau Sanghyang Borosngora adalah Raja Panjalu (sekarang termasuk wilayah Kabupaten Ciamis Jawa barat) yang terkemuka.
Di dalam Babad Panjalu diterangkan bahwa sang prabu kemudian memeluk Islam setelah menuntut ilmu di Mekkah kepada Sayidina Ali Bin Abi Thalib RA.
Sebagai cinderamata kepada seorang pangeran dari Panjalu, Sayidina Ali memberikan sebilah pedang, cis (tombak bermata dua atau dwisula) , pakaian kebesaran dan air zamzam kepada Sanghyang Borosngora.
Pedang pusaka dari Sayidina Ali ini sampai sekarang masih terpelihara, disimpan di Pasucian Bumi Alit dan disucikan atau dijamas pada setiap bulan Mulud (Rabiul Awal) dalam serangkaian upacara adat Nyangku.
Sedangkan air zamzam dari Mekkah dijadikan air bibit untuk membuat Situ (danau) Lengkong di Panjalu. Sanghyang Borosngora naik tahta sebagai Raja Panjalu menggantikan kakaknya Prabu Lembu Sampulur II lalu membangun kaprabon di Nusa Larang, sebuah pulau di tengah-tengah Situ Lengkong.
Suherman
Comments